PERENCANAAN
AUDIT
Setelah
auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari kliennya, langkah
berikutnya yang perlu ditempuh adalah merencanakan audit. Ada tujuh tahap yang
harus ditempuh oleh auditor dalam menjalankan auditnya:
a. Memahami
bisnis dan industri klien
b. Melaksanakan
prosedur analitik
c. Mempertimbangkan
tingkat materialitas awal
d. Mempertimbangkan
risiko bawaan
e. Mempertimbangkan
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap aldo awal, jika perikatan dengan
klien berupa audit tahun pertama
f. Mengembangkan
strategi audit awalterhadap asersi signifikan
g. Memahami
pengendalian intern klien
1. MEMAHAMI
BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN
Sebelum
auditor melakukan verifikasi dan analisis transaksi atau akun-akun tertentu, ia
perlu mengenal lebih baik industri tempat klien berusaha seerta kekhususan
bisnis klien. Pemahaman atas bisnis klien memberikan panduan tentang sumber
informasi bagi auditor untuk memahami bisnis dan industri klien :
a. Pengalaman
sebelumnya tentang entitas dan industri
b. Dikusi
dengan orang dalam entitas
c. Diskusi
dengan personel dari fungsi audit interndan reviw terhadap laporan auditor
intern.
d. Diskusi
dengan auditor lain dan dengan penaihat hukum atau penasihat lain yang telah
memberikan jasa kepada entitas atau dalam industry
e. Diskusi
dengan orang yang berpengetahuan diluar entitas
f. Publikasi
yang berkaitan dengan indutri
g. Perundangan
dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas
h. Dokumen
yang dihasilkan oleh entitas
2. MELAKSANAKAN
PROSEDUR ANALITIK
a. Konsep
prosedur analitik
Prosedur
analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang dicatat atau rasio yang
dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang
dikembangkan oleh auditor.
b. Tujuan prosedur analitik dalam perencanaan
analitik
Tujuan
prosedurnanalitik dalam perencanaan audit adalah untuk membantu perencanaan
sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan
digunakan untuk memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis transaksi
tertentu. Untuk maksud ini, prosedur analitik dalam perencanaan audit harus
ditujukan untuk:
1) Meningkatkan
pemahaman auditor atas usaha klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadi
sejak tanggal audit terakhir,dan
2) Mengidentifikasi
bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan dengan
audit
Prosedur
analitik dapat mengungkapkan:
1) Peristiwa
atau transaksi yang tidak biasa
2) Perubahan
akuntansi
3) Perubahan
usaha
4) Fluktuasi
acak
5) Salah
saji
c. Tahap-tahap
prosedur analitik
1) Mengidentifikasi
perhitungan / perbandingan yang harus dibuat
2) Mengembangkan
harapan
3) Melaksanakan
perhitungan/perbandingan
4) Menganalisis
data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
5) Menyelidiki
perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut
6) Menentukan
dampak hasil prosedur analitik terhadapperencanaan audit
d. Mengidentifikasi
perhitungan/perbandingan yang harus dibuat
e. Mengembangkan
harapan
f. Menganaliis
data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
g. Menyelidiki
perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan signifikan
h. Menentukan
dampak hasil prosedur analitik tahap perencanaan audit
3. MEMPERTIMBANGKAN
TINGKAT MATERIALITAS AWAL
Pada
tahap perencanaan audit, auditor perlu mempertimbangkan materialitas awal pada
tingkat berikut ini
a. Tingkat
laporan keuangan
b. Tingkat
saldo akun
4. MEMPERTIMBANGKAN
RISIKO BAWAAN
Dalam
keseluruhan proses audit, auditor mempertimbangkan berbagai risiko, sesuai
dengan tahap-tahap proses auditnya. Pada tahap perencanaan audit auditor harus
mempertimbangkan risiko bawaan yaitu suatu risiko salah saji yang melekat dalam
saldo akun atau aersi tentang saldo akun.
5. MEMPERTIMBANGKAN
BEBERAPA FACTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ALDO AWAL, JIKA PERIKATAN DENGAN
KLIEN BERUPA AUDIT TAHUN PERTAMA
Laporan
keuangan tidak hanya menyajikan posisi keuangan dan hail usaha tahun berjalan,
namun juga mencerminkan dampak:
a. Transaksi
yang dimasukkan dalam saldo yang dibawa ketahun berikutnya dari tahun-tahun
sebelumnya
b. Kebijakan
akuntansi yang diterapkan dalam tahun-tahun berikutnya
Kedua
hal tersebut diatas berdampak pada saldo awal,dalam suatu perikatan audit tahun
pertama, sebelumnya auditor tidak memperoleh bukti audit yang mendukung saldio
awaltersebut
Auditor
harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk meyakini bahwa:
a. Saldo
awal tidak mengandung salah saji yang mempunyai dampak material terhafap
laporan keuangan tahun berjalan
b. saldo
penutup tahun sebelunmya telah ditransfer dengan benar ketahun berjalan atau
telah dinyatakan kembali
c. kebijakanakuntansi
yang semestinya telah diterapkan secara konsisten.
Sifat
dan lingkup bukti audit yang harus diperoleh auditor berkenaan dengan saldo
awal tergantung pada :
a. kebijakan
akuntansi yang dipakai oleh entitas yang bersangkutan
b. apakah
laporan keuangan entitas tahun sebelumnya telah diaudit, dan jika demikian
apakah pendapat auditor atas laporan keuangan terebut berupa pendapat selain
pendapat wajar tanpa pengecualian
c. sifat
akun dan risiko salah saji dalam laporan keuangan tahun berjalan
6. MENGEMBANGKAN
STRATEGI AUDIT AWALTERHADAP ASERSI SIGNIFIKAN
Ada
dua strategi audit awal yang dapat dipilih oleh auditor:
a. Primarily
substantive approach
b. Lower
assessed level of control risk approach
7. MEMAHAMI
PENGENDALIAN INTERN KLIEN
Salah
satu tipe bukti yang di kumpulkan oleh auditor adalah pengandalian intern. Jika
auditor yakin bahwa klien telah memiliki pengendalian inten yang baik, yang
meliputi pengendalian terhadap penyediaan data yang dapat dipercaya dan
penjagaan kekayaan serta catatan
akuntansi, jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan oleh auditor akan lebih
sedikit bila dibandingkan dengan jika keadaan pengendalian internnya jelek.
Langkah pertama dalam memehami pengendalian intern klien adalah dengan
mempelajari unsur-unsur pengendalian intern yang berlaku. Langkah berikutnya
dengan adalah melakikan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern
dengan menentukan kekeatan dan kelemahan pengendalian intern tersebut.
Jika
auditor telah mengetahui bahwa pengendalian intern klien dibidang tertentu
adalah kuat, maka ia akan mempercayai informasi keuangan yang dihasilkan. Oleh
karena itu, ia akan mengurangi jumlah bukti yang dikumpulkan dalam audit yang
berdsangkutan dengan bidang tersebut. Untung mendukung keyakinannya atas
efektivitas pengendalian intern tersebut, auditor melakukan pengujian
pengendalian (test of control).