Resume Jurnal "Monitoring Corruption: Evidence From a Field Experiment in Indonesia"

Apr 16, 2013


Korupsi bukan  lagi hal baru di negeri ini. Mulai dari tingkat pemerintahan paling rendah sampai yang paling tinggi. Mulai dari lingkungan pendidikan sampai lingkungan aparat keamanan korupsi sudah membudaya. Sangat disayangkan negara Indonesia yang kaya akan kultur dan budayanya justru tercoreng dengan munculnya budaya korupsi ini. Dibawah ini adalah sebuah penelitian tentang korupsi yang dilakukan di Indonesia oleh Benjamin A. Olken.

Pada paper ini, penulis melakukan studi eksperimental pada 608 desa di Indonesia, dimana pada saat eksperimen ini dimulai, masing - masing desa tersebut sedang akan memulai pelaksanaan pembangunan jalan desa sebagai bagian dari proyek pembangunan nasional dalam skala desa. Pada awal eksperimen, beberapa desa diberitahu bahwa dalam pelaksanaan proyek pembangunan jalan di desa tersebut, sebelum proyek dimulai namun dana pembangunan sudah diterima, proyek mereka akan di audit oleh auditor dari pemerintah pusat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dampak pengamatan atau monitoring secara eksternal, dalam hal ini audit pemerintah pusat.

Hasil audit yang dilakukan oleh pemerintah pusat ini memusatkan perhatian pada beberapa kemungkinan tindak kriminal ( dalam hal ini korupsi ) pada pelaksanaan proyek pembangunan jalan desa. Hasil dari pelaksanaan audit ini nantinya akan dibacakan atau disampaikan dalam sebuah forum desa, sehingga akan menimbulkan sebuah sanksi sosial yang besar apabila benar - benar ditemukan kecurangan.

Bila sebelumnya merupakan monitoring yang dilakukan dari sudut eksternal, maka selanjutnya penulis melakukan eksperimen untuk mengetahui dampak internal dalam proyek pembangunan jalan desa tersebut. Pemantauan internal ini melibatkan 100 partisipan yang mana dalam hal ini merupakan warga desa. Pada intinya pemantauan internal ini melibatkan warga desa guna turut andil dan berpartisipasi dalam proses pelaksanaan proyek pembangunan jalan desa. Hal ini bertujuan untuk mengurangi pengaruh signifikan dari pihak elit yang mana dalam hal ini adalah pemerintah desa. Sehingga warga pun bisa turut andil dalam mencegah berbagai tindak penyimpangan yang mungkin saja terjadi dalam proses pembangunan jalan desa.

Hasil akhir dari eksperimen mengenai pemantauan korupsi terhadap pelaksanaan proyek pembangunan jalan desa yang dilakukan oleh penulis baik secara eksternal mau pun internal ternyata menghasilkan dampak yang cukup berarti. Pertama, dari sudut eksternal di mana desa yang melaksanakan proyek pembangunan tersebut   di mana diadakan audit oleh pemerintah pusat terhadap dana pembangunan yang telah diterima, namun pekerjaan belum dimulai, ternyata mampu mereduksi tingkat "biaya yang hilang" dari persentase sebesar 27,7% menjadi 19,2% poin.

Selanjutnya dari sudut internal di mana melibatkan warga desa dalam pemantauan dan pencegahan tindak korupsi dalam proyek pembangunan jalan desa hanya dapat memberikan hasil yang signifikan manakala berada pada situasi atau kondisi tertentu. Kondisi ini secara mudah diartikan begini, pemantauan kemungkinan tindak korupsi oleh warga desa akan lebih efektif manakala proyek tersebut benar - benar menyentuh atau tepat ditujukan dan berdampak bagi individu desa secara "langsung". Contohnya adalah pengobatan gratis, pendidikan, subsidi bahan pangan dan lain sebagainya. Karena proyek desa yang dijalankan merupakan proyek pembangunan jalan desa yang mana bisa dibilang kurang benar - benar menggapai kebutuhan pokok warga, maka bisa dikatakan hasil dari pemantauan melalui sudut internal melalui partisipasi warga desa ini kurang begitu baik.

Dalam jangka pendek, ekperimen yang dilakukan oleh penulis ini kurang begitu terasa dampaknya dalam pemantauan terhadap kemungkinan tindak korupsi dalam proyek pembangunan desa. Namun seiring berjalannya waktu, dengan meningkatkan peran auditor pemerintah serta warga desa itu sendiri dalam hal turut mencegah tindak korupsi, tentunya kedepan berbagai proyek pembangunan desa di Indonesia secara keseluruhan bisa menjadi lebih bersih, tepat sasaran, dan efektif.

INTERNAL CONTROL MENURUT COSO

Apr 2, 2013


Apa itu COSO ??
Menurut Om Wiki, Committee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commissions yang dibentuk pada tahun 1985 bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penggelapan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian tersebut.

Definisi internal control menurut COSO
Internal Control menurut COSO adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen, dan staff, untuk membuat reasonable assurance mengenai:
  • Efektifitas dan efisiensi operasional
  • Reliabilitas pelaporan keuangan
  • Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku

Menurut COSO framework, Internal control terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu:
  • Control Environment
  • Risk Assessment
  • Control Activities
  • Information and communication
  • Monitoring



Pengendalian intern terdiri dari lima komponen yang saling berkaitan sebagai berikut:
  • Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam organisasi tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen terhadap kompetensi, dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan SDM. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan pengendalian untuk memahami sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen, dan dewan komisaris terhadap lingkungan pengendalian intern, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun dampaknya secarakolektif.

  • Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk
mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah identifkasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PABU. Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporan keuangan dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data-data keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena berbagai keadaan, antara lain perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk, atau aktivitas baru, restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru.
  • Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwaarahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan review terhadap kinerja, pengolahan informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas. Aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut.
a) Pengendalian Pemrosesan Informasi
  • pengendalian umum
  • pengendalian aplikasi
  • otorisasi yang tepat
  • pencatatan dan dokumentasi
  • pemeriksaan independen
b) Pemisahan tugas
c) Pengendalian fisik
d) Telaah kinerja

  • Informasi Dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas asset dan kewajiban. Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan pelaporan
keuangan untuk memahami :
 a) Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan
 b) Bagaimana transaksi tersebut dimulai
 c) Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan keuangan yang tercakup dalam   pengolahan dan pelaporan transaksi
 d) Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses informasi.
  
  • Pemantauan / Monitoring
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan pelanggan dan respon dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. Komponen pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit setiap entitas. Komponen tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran entitas, karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas, keberagaman dan kompleksitas operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta penerapan persyaratan hukum dan peraturan

Fokus Internal Coso:
1.     Fokus Pengguna Utama adalah manajemen.
2.     Sudut pandang atas internal control adalah kesatuan beberapa proses secara umum.
3.   Tujuan yang ingin dicapai dari sebuah internal control adalah pengoperasian sistem yang efektif dan efisien, pelaporan laporan keuangan yang handal serta kesesuaian dengan peraturan yang berlaku.
4.  Komponen/domain yang dituju adalah pengendalian atas lingkungan, manajemen resiko, pengawasan serta pengendalian atas aktivitas informasi dan komunikasi.
5.     Fokus pengendalian dari eSAC adalah keseluruhan entitas.
6.   Evaluasi atas internal control ditujukan atas seberapa efektif pengendalian tersebut diterapkan dalam poin waktu tertentu.
7. Pertanggungjawaban atas sistem pengendalian dari eSAC ditujukan kepada manajemen.



PERENCANAAN AUDIT

Mar 26, 2013


PERENCANAAN AUDIT
Setelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari kliennya, langkah berikutnya yang perlu ditempuh adalah merencanakan audit. Ada tujuh tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam menjalankan auditnya:
a.       Memahami bisnis dan industri klien
b.      Melaksanakan prosedur analitik
c.       Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
d.      Mempertimbangkan risiko bawaan
e.       Mempertimbangkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap aldo awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama
f.       Mengembangkan strategi audit awalterhadap asersi signifikan
g.      Memahami pengendalian intern klien

1.      MEMAHAMI BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN
Sebelum auditor melakukan verifikasi dan analisis transaksi atau akun-akun tertentu, ia perlu mengenal lebih baik industri tempat klien berusaha seerta kekhususan bisnis klien. Pemahaman atas bisnis klien memberikan panduan tentang sumber informasi bagi auditor untuk memahami bisnis dan industri klien :
a.       Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industri
b.      Dikusi dengan orang dalam entitas
c.       Diskusi dengan personel dari fungsi audit interndan reviw terhadap laporan auditor intern.
d.   Diskusi dengan auditor lain dan dengan penaihat hukum atau penasihat lain yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industry
e.       Diskusi dengan orang yang berpengetahuan diluar entitas
f.       Publikasi yang berkaitan dengan indutri
g.      Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas
h.      Dokumen yang dihasilkan oleh entitas

2.      MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIK
a.       Konsep prosedur analitik
Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang dicatat atau rasio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.
b.       Tujuan prosedur analitik dalam perencanaan analitik
Tujuan prosedurnanalitik dalam perencanaan audit adalah untuk membantu perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan  digunakan untuk memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu. Untuk maksud ini, prosedur analitik dalam perencanaan audit harus ditujukan untuk:
1)      Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir,dan
2)      Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan dengan audit
Prosedur analitik dapat mengungkapkan:
1)      Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
2)      Perubahan akuntansi
3)      Perubahan usaha
4)      Fluktuasi acak
5)      Salah saji

c.       Tahap-tahap prosedur analitik
1)      Mengidentifikasi perhitungan / perbandingan yang harus dibuat
2)      Mengembangkan harapan
3)      Melaksanakan perhitungan/perbandingan
4)      Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
5)      Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut
6)      Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadapperencanaan audit
d.      Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat
e.       Mengembangkan harapan
f.       Menganaliis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
g.      Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan signifikan
h.      Menentukan dampak hasil prosedur analitik tahap perencanaan audit

3.      MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT MATERIALITAS AWAL
Pada tahap perencanaan audit, auditor perlu mempertimbangkan materialitas awal pada tingkat berikut ini
a.       Tingkat laporan keuangan
b.      Tingkat saldo akun

4.      MEMPERTIMBANGKAN RISIKO BAWAAN
Dalam keseluruhan proses audit, auditor mempertimbangkan berbagai risiko, sesuai dengan tahap-tahap proses auditnya. Pada tahap perencanaan audit auditor harus mempertimbangkan risiko bawaan yaitu suatu risiko salah saji yang melekat dalam saldo akun atau aersi tentang saldo akun.

5.      MEMPERTIMBANGKAN BEBERAPA FACTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ALDO AWAL, JIKA PERIKATAN DENGAN KLIEN BERUPA AUDIT TAHUN PERTAMA
Laporan keuangan tidak hanya menyajikan posisi keuangan dan hail usaha tahun berjalan, namun juga mencerminkan dampak:
a.       Transaksi yang dimasukkan dalam saldo yang dibawa ketahun berikutnya dari tahun-tahun sebelumnya
b.      Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam tahun-tahun berikutnya
Kedua hal tersebut diatas berdampak pada saldo awal,dalam suatu perikatan audit tahun pertama, sebelumnya auditor tidak memperoleh bukti audit yang mendukung saldio awaltersebut
Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk meyakini bahwa:
a.       Saldo awal tidak mengandung salah saji yang mempunyai dampak material terhafap laporan keuangan tahun berjalan
b.      saldo penutup tahun sebelunmya telah ditransfer dengan benar ketahun berjalan atau telah dinyatakan kembali
c.       kebijakanakuntansi yang semestinya telah diterapkan secara konsisten.
Sifat dan lingkup bukti audit yang harus diperoleh auditor berkenaan dengan saldo awal tergantung pada :
a.       kebijakan akuntansi yang dipakai oleh entitas yang bersangkutan
b.      apakah laporan keuangan entitas tahun sebelumnya telah diaudit, dan jika demikian apakah pendapat auditor atas laporan keuangan terebut berupa pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian
c.       sifat akun dan risiko salah saji dalam laporan keuangan tahun berjalan

6.      MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT AWALTERHADAP ASERSI SIGNIFIKAN
Ada dua strategi audit awal yang dapat dipilih oleh auditor:
a.       Primarily substantive approach
b.      Lower assessed level of  control risk approach

7.      MEMAHAMI PENGENDALIAN INTERN KLIEN
Salah satu tipe bukti yang di kumpulkan oleh auditor adalah pengandalian intern. Jika auditor yakin bahwa klien telah memiliki pengendalian inten yang baik, yang meliputi pengendalian terhadap penyediaan data yang dapat dipercaya dan penjagaan  kekayaan serta catatan akuntansi, jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan oleh auditor akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan jika keadaan pengendalian internnya jelek. Langkah pertama dalam memehami pengendalian intern klien adalah dengan mempelajari unsur-unsur pengendalian intern yang berlaku. Langkah berikutnya dengan adalah melakikan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dengan menentukan kekeatan dan kelemahan pengendalian intern tersebut.
Jika auditor telah mengetahui bahwa pengendalian intern klien dibidang tertentu adalah kuat, maka ia akan mempercayai informasi keuangan yang dihasilkan. Oleh karena itu, ia akan mengurangi jumlah bukti yang dikumpulkan dalam audit yang berdsangkutan dengan bidang tersebut. Untung mendukung keyakinannya atas efektivitas pengendalian intern tersebut, auditor melakukan pengujian pengendalian (test of control).

Standar Audit

Mar 18, 2013

Saat ini profesi auditor memang menjadi salah satu tujuan profesi yang sangat menarik bagi mahasiswa akuntansi. Tapi apakah semua mahasiswa akuntansi telah mengenal apa itu Standar Audit ??

Standar Audit adalah suatu ukuran pelaksanaan tindakan yang merupakan pedoman umum bagi auditor dalam melakukan audit atas laporan keuangan historis. Standar Audit ini berisi tentang ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti oleh Akuntan Publik dalam melakukan penugasan audit. Standar Audit ini berjumlah 10 dan terbagi kedalam 3 bagian, yaitu : Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan, dan Standar Pelaporan. Untuk lebih jelasnya akan saya berikan penjabarannya satu per satu....

Standar Umum

1. Latihan Teknis dan Keahlian Profesi.
   Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup      sebagai auditor.

2. Sikap Independen
    Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor
 
3. Kemahiran Seksama
    Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahian profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar Pekerjaan Lapangan
 
1. Rencana dan Supervisi
    Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2. Pengendalian Internal
    Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3. Bukti yang Cukup Kompeten
    Bukti audit yang cukup kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar Pelaporan
 
1. Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
    Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Ketidakkonsistenan
    Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada ketidakkonsistean penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan Informatif
    Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Opini Keseluruhan
    Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.


Itulah tadi 10 standar audit yang digunakan oleh akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan. Semoga ini bermanfaat bagi para calon auditor di Indonesia.
 
 
 
SALAM PERUBAHAN !!!

Resume Jurnal Auditing

Disusun Oleh:
Barra Mulia A  C1C009088
Fajar Martha Nugraha  C1C009102
Yuka Rahmawan  C1C009103
Luqman Hakim  C1C009108
PERANAN AUDITOR INTENAL DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (STUDI KASUS PADA PT DIRGANTARA INDONESIA).
   
Masalah Penelitian   
  1. auditor internal belum dimaksimalkan oleh perusahaan sehingga fungsi internal audit menjadi tidak jelas dan kurang independen.
  2. auditor internal dianggap kurang penting didalam menunjang kegiatan perusahaan
 Tujuan Penelitian 

Mencari variable apa saja yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor internal sehingga dapat menjadi tolak ukur dalam mengukur pentingnya kegiatan pengendalian internal yang dilakukan oleh auditor internal bagi perusahaan. 


Hasil Penelitian 

Dari hasil Koefisien Determinasi (Kd), auditor dalam menunjang pelaksanaan Good Corporate Governance adalah sebesar 76.03% yang berarti auditor internal memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menunjang pelaksanaan GCG

Kesimpulan

Auditor internal memiliki pengaruh yang sangat signifikan didalam proses pengendalian intern perusahaan terutama perusahaan dengan skala besar. Secara garis besar dalam memaksimalkan fungsi dari auditor internal perlu diperhatikan beberapa poin penting seperti Fungsi dan Kedudukan Internal Audit, Independensi, keahlian professional, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan, pengelolaan departemen pemeriksaan intern, dan Komponen Internal Audit supaya auditor internal dapat berfungsi secara maksimal dan efisien. Auditor internal seharusnya menjadi staf ahli langsung dibawah pemilik perusahaan supaya informasi yang  auditor internal dapatkan setelah melakukan pemeriksaan langsung dilaporkan dan diterima oleh pemilik perusahaan, ini menghindari adanya penyelewengan informasi yang dilakukan oleh pihak lain.


Implikasi bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pentingnya posisi auditor internal didalam perusahaan, variabel apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja auditor internal, serta potensi dan kendala yang dimiliki oleh auditor internal sehingga perusahaan dapat menentukan kebijakan yang sesuai untuk memaksimalkan kinerja auditor internal.
Powered by Blogger.