PERENCANAAN AUDIT

Mar 26, 2013


PERENCANAAN AUDIT
Setelah auditor memutuskan untuk menerima perikatan audit dari kliennya, langkah berikutnya yang perlu ditempuh adalah merencanakan audit. Ada tujuh tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam menjalankan auditnya:
a.       Memahami bisnis dan industri klien
b.      Melaksanakan prosedur analitik
c.       Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
d.      Mempertimbangkan risiko bawaan
e.       Mempertimbangkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap aldo awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama
f.       Mengembangkan strategi audit awalterhadap asersi signifikan
g.      Memahami pengendalian intern klien

1.      MEMAHAMI BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN
Sebelum auditor melakukan verifikasi dan analisis transaksi atau akun-akun tertentu, ia perlu mengenal lebih baik industri tempat klien berusaha seerta kekhususan bisnis klien. Pemahaman atas bisnis klien memberikan panduan tentang sumber informasi bagi auditor untuk memahami bisnis dan industri klien :
a.       Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industri
b.      Dikusi dengan orang dalam entitas
c.       Diskusi dengan personel dari fungsi audit interndan reviw terhadap laporan auditor intern.
d.   Diskusi dengan auditor lain dan dengan penaihat hukum atau penasihat lain yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industry
e.       Diskusi dengan orang yang berpengetahuan diluar entitas
f.       Publikasi yang berkaitan dengan indutri
g.      Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas
h.      Dokumen yang dihasilkan oleh entitas

2.      MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIK
a.       Konsep prosedur analitik
Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang dicatat atau rasio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.
b.       Tujuan prosedur analitik dalam perencanaan analitik
Tujuan prosedurnanalitik dalam perencanaan audit adalah untuk membantu perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan  digunakan untuk memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu. Untuk maksud ini, prosedur analitik dalam perencanaan audit harus ditujukan untuk:
1)      Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir,dan
2)      Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan dengan audit
Prosedur analitik dapat mengungkapkan:
1)      Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
2)      Perubahan akuntansi
3)      Perubahan usaha
4)      Fluktuasi acak
5)      Salah saji

c.       Tahap-tahap prosedur analitik
1)      Mengidentifikasi perhitungan / perbandingan yang harus dibuat
2)      Mengembangkan harapan
3)      Melaksanakan perhitungan/perbandingan
4)      Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
5)      Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut
6)      Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadapperencanaan audit
d.      Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat
e.       Mengembangkan harapan
f.       Menganaliis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
g.      Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan signifikan
h.      Menentukan dampak hasil prosedur analitik tahap perencanaan audit

3.      MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT MATERIALITAS AWAL
Pada tahap perencanaan audit, auditor perlu mempertimbangkan materialitas awal pada tingkat berikut ini
a.       Tingkat laporan keuangan
b.      Tingkat saldo akun

4.      MEMPERTIMBANGKAN RISIKO BAWAAN
Dalam keseluruhan proses audit, auditor mempertimbangkan berbagai risiko, sesuai dengan tahap-tahap proses auditnya. Pada tahap perencanaan audit auditor harus mempertimbangkan risiko bawaan yaitu suatu risiko salah saji yang melekat dalam saldo akun atau aersi tentang saldo akun.

5.      MEMPERTIMBANGKAN BEBERAPA FACTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ALDO AWAL, JIKA PERIKATAN DENGAN KLIEN BERUPA AUDIT TAHUN PERTAMA
Laporan keuangan tidak hanya menyajikan posisi keuangan dan hail usaha tahun berjalan, namun juga mencerminkan dampak:
a.       Transaksi yang dimasukkan dalam saldo yang dibawa ketahun berikutnya dari tahun-tahun sebelumnya
b.      Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam tahun-tahun berikutnya
Kedua hal tersebut diatas berdampak pada saldo awal,dalam suatu perikatan audit tahun pertama, sebelumnya auditor tidak memperoleh bukti audit yang mendukung saldio awaltersebut
Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk meyakini bahwa:
a.       Saldo awal tidak mengandung salah saji yang mempunyai dampak material terhafap laporan keuangan tahun berjalan
b.      saldo penutup tahun sebelunmya telah ditransfer dengan benar ketahun berjalan atau telah dinyatakan kembali
c.       kebijakanakuntansi yang semestinya telah diterapkan secara konsisten.
Sifat dan lingkup bukti audit yang harus diperoleh auditor berkenaan dengan saldo awal tergantung pada :
a.       kebijakan akuntansi yang dipakai oleh entitas yang bersangkutan
b.      apakah laporan keuangan entitas tahun sebelumnya telah diaudit, dan jika demikian apakah pendapat auditor atas laporan keuangan terebut berupa pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian
c.       sifat akun dan risiko salah saji dalam laporan keuangan tahun berjalan

6.      MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT AWALTERHADAP ASERSI SIGNIFIKAN
Ada dua strategi audit awal yang dapat dipilih oleh auditor:
a.       Primarily substantive approach
b.      Lower assessed level of  control risk approach

7.      MEMAHAMI PENGENDALIAN INTERN KLIEN
Salah satu tipe bukti yang di kumpulkan oleh auditor adalah pengandalian intern. Jika auditor yakin bahwa klien telah memiliki pengendalian inten yang baik, yang meliputi pengendalian terhadap penyediaan data yang dapat dipercaya dan penjagaan  kekayaan serta catatan akuntansi, jumlah bukti audit yang harus dikumpulkan oleh auditor akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan jika keadaan pengendalian internnya jelek. Langkah pertama dalam memehami pengendalian intern klien adalah dengan mempelajari unsur-unsur pengendalian intern yang berlaku. Langkah berikutnya dengan adalah melakikan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dengan menentukan kekeatan dan kelemahan pengendalian intern tersebut.
Jika auditor telah mengetahui bahwa pengendalian intern klien dibidang tertentu adalah kuat, maka ia akan mempercayai informasi keuangan yang dihasilkan. Oleh karena itu, ia akan mengurangi jumlah bukti yang dikumpulkan dalam audit yang berdsangkutan dengan bidang tersebut. Untung mendukung keyakinannya atas efektivitas pengendalian intern tersebut, auditor melakukan pengujian pengendalian (test of control).

Standar Audit

Mar 18, 2013

Saat ini profesi auditor memang menjadi salah satu tujuan profesi yang sangat menarik bagi mahasiswa akuntansi. Tapi apakah semua mahasiswa akuntansi telah mengenal apa itu Standar Audit ??

Standar Audit adalah suatu ukuran pelaksanaan tindakan yang merupakan pedoman umum bagi auditor dalam melakukan audit atas laporan keuangan historis. Standar Audit ini berisi tentang ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti oleh Akuntan Publik dalam melakukan penugasan audit. Standar Audit ini berjumlah 10 dan terbagi kedalam 3 bagian, yaitu : Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan, dan Standar Pelaporan. Untuk lebih jelasnya akan saya berikan penjabarannya satu per satu....

Standar Umum

1. Latihan Teknis dan Keahlian Profesi.
   Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup      sebagai auditor.

2. Sikap Independen
    Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor
 
3. Kemahiran Seksama
    Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahian profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar Pekerjaan Lapangan
 
1. Rencana dan Supervisi
    Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika menggunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2. Pengendalian Internal
    Pemahaman memadai atas pengendalian internal harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3. Bukti yang Cukup Kompeten
    Bukti audit yang cukup kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar Pelaporan
 
1. Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
    Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Ketidakkonsistenan
    Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada ketidakkonsistean penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan Informatif
    Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Opini Keseluruhan
    Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.


Itulah tadi 10 standar audit yang digunakan oleh akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan. Semoga ini bermanfaat bagi para calon auditor di Indonesia.
 
 
 
SALAM PERUBAHAN !!!

Resume Jurnal Auditing

Disusun Oleh:
Barra Mulia A  C1C009088
Fajar Martha Nugraha  C1C009102
Yuka Rahmawan  C1C009103
Luqman Hakim  C1C009108
PERANAN AUDITOR INTENAL DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (STUDI KASUS PADA PT DIRGANTARA INDONESIA).
   
Masalah Penelitian   
  1. auditor internal belum dimaksimalkan oleh perusahaan sehingga fungsi internal audit menjadi tidak jelas dan kurang independen.
  2. auditor internal dianggap kurang penting didalam menunjang kegiatan perusahaan
 Tujuan Penelitian 

Mencari variable apa saja yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor internal sehingga dapat menjadi tolak ukur dalam mengukur pentingnya kegiatan pengendalian internal yang dilakukan oleh auditor internal bagi perusahaan. 


Hasil Penelitian 

Dari hasil Koefisien Determinasi (Kd), auditor dalam menunjang pelaksanaan Good Corporate Governance adalah sebesar 76.03% yang berarti auditor internal memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menunjang pelaksanaan GCG

Kesimpulan

Auditor internal memiliki pengaruh yang sangat signifikan didalam proses pengendalian intern perusahaan terutama perusahaan dengan skala besar. Secara garis besar dalam memaksimalkan fungsi dari auditor internal perlu diperhatikan beberapa poin penting seperti Fungsi dan Kedudukan Internal Audit, Independensi, keahlian professional, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan, pengelolaan departemen pemeriksaan intern, dan Komponen Internal Audit supaya auditor internal dapat berfungsi secara maksimal dan efisien. Auditor internal seharusnya menjadi staf ahli langsung dibawah pemilik perusahaan supaya informasi yang  auditor internal dapatkan setelah melakukan pemeriksaan langsung dilaporkan dan diterima oleh pemilik perusahaan, ini menghindari adanya penyelewengan informasi yang dilakukan oleh pihak lain.


Implikasi bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai pentingnya posisi auditor internal didalam perusahaan, variabel apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja auditor internal, serta potensi dan kendala yang dimiliki oleh auditor internal sehingga perusahaan dapat menentukan kebijakan yang sesuai untuk memaksimalkan kinerja auditor internal.
Powered by Blogger.